Jumat, 16 April 2010

Agama Khonghucu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai filsafat.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

[sunting] Konfusianisme sebagai agama dan filsafat

Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan RRC. Dalam bahasa Tionghoa, agama Khonghucu seringkali disebut sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教).

[sunting] Agama Khonghucu di zaman Orde Baru

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Kristen atau Buddha. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa merubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.

[sunting] Agama Khonghucu di zaman Orde Reformasi

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mencari kembali pengakuan atas identitas mereka. Untuk memenuhi syarat sebagai agama yang diakui menurut hukum Indonesia, maka beberapa lokalisasi dilancarkan menimbulkan perbedaan pengertian agama Khonghucu di Indonesia dengan Konfusianisme di luar negeri.

[sunting] Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu

    • Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
    • Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya menganggap klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.
    • Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
    • Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi
    • Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (28-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.
    • Rohaniawan; Jiao Sheng (Penebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
    • Kalender Imlek terbukti di buat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah di tata kembali oleh Nabi Khongcu.

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 February pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.

[sunting] Ajaran Konfusius

Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.

Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu.

[sunting] Intisari ajaran Khong Hu Cu

  • Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
    • 1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
    • 2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
    • 3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
    • 4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
    • 5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
    • 6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
    • 7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
    • 8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
  • Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):
    • Ren - Cintakasih
    • Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
    • Li - Kesusilaan, Kepantasan
    • Zhi - Bijaksana
    • Xin - Dapat dipercaya
  • Lima Hubungan Sosial (Wu Lun):
    • Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
    • Hubungan antara Suami dan Isteri
    • Hubungan antara Orang tua dan anak
    • Hubungan antara Kakak dan Adik
    • Hubungan antara Kawan dan Sahabat
  • Delapan Kebajikan (Ba De):
    • Xiao - Laku Bakti
    • Ti - Rendah Hati
    • Zhong - Satya
    • Xin - Dapat Dipercaya
    • Li - Susila
    • Yi - Bijaksana
    • Lian - Suci Hati
    • Chi - Tahu Malu
  • Zhong Shu = Satya dan Tepa selira/Tahu Menimbang:

"Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain" (Lunyu)

[sunting] Kitab suci

Kitab sucinya ada 2 kelompok, yakni:

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).

[sunting] Definisi agama menurut agama Khonghucu

Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup didalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

[sunting] Nabi

Para nabi (儒教聖人) Ru Jiao di antaranya:

  • Nabi Purba (扶羲) Fu Xi * 2952 – 2836 SM
    • Fu Xi beristrikan Nabi Nu Wa (Lie Kwa, Hokian) yang menciptakan Hukum Perkawinan
  • Nabi Purba (神農) Shen Nong 2838 – 2698 SM
  • Nabi Purba (黃帝) Huang Di 2698 – 2596 SM
    • Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
  • Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM
  • Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM
  • Nabi Purba (大 禹) Da Yu * 2205 – 2197 SM
  • Nabi Purba (商 湯) Shang Tang* 1766 – 1122 SM
  • Nabi Wen, Wu 文, 武 (周公) Zhou-gong* 1122 – 255 SM
  • Nabi Besar (孔 子) Kong Zi* 551 – 479 SM

Agama di Indonesia

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.

Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.


Cara Beragama

Berdasarkan cara beragamanya :

  1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.
  2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
  3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
  4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.

Kamis, 15 April 2010

Agama palsu punya pengaruh ”atas raja-raja di bumi”

1. Seorang  sundal menunggangi seekor binatang berkepala tujuh; 2. Binatang itu  membinasakan sundal tersebut

”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya”

Bagaimana agama palsu akan diakhiri?

Coba bayangkan hal ini. Seorang wanita sundal sedang duduk di atas seekor binatang yang mengerikan. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (Penyingkapan 17:1-4) Siapa yang digambarkan oleh sundal itu? Ia punya pengaruh ”atas raja-raja di bumi”. Ia berbajukan kain ungu, menggunakan dupa, dan luar biasa kaya. Selain itu, melalui praktek spiritismenya, ”semua bangsa disesatkan”. (Penyingkapan 17:18; 18:12, 13, 23) Alkitab membantu kita mengerti bahwa sundal itu adalah organisasi keagamaan seluas dunia. Ia tidak menggambarkan satu agama tertentu, tetapi semua agama yang menghasilkan buah yang busuk.

Binatang yang ditunggangi wanita itu menggambarkan kuasa-kuasa politis di dunia ini.* (Penyingkapan 17:10-13) Agama palsu menunggangi binatang politis ini, berupaya mempengaruhi keputusannya dan mengendalikan arahnya.

Tetapi, tidak lama lagi akan terjadi peristiwa yang mengejutkan. ”Kesepuluh tanduk yang engkau lihat, dan binatang buas itu, mereka akan membenci sundal itu dan akan menghancurkan dia dan membuatnya telanjang, dan akan memakan habis bagian-bagiannya yang berdaging dan akan membakar dia seluruhnya dengan api.” (Penyingkapan 17:16) Dengan tiba-tiba dan sangat mengagetkan, kuasa-kuasa politis di dunia ini akan menyerang agama palsu dan membinasakannya sama sekali! Apa pemicunya? Buku Penyingkapan dalam Alkitab menjawab, ”Allah menaruh dalam hati mereka keinginan untuk melaksanakan pikirannya.” (Penyingkapan 17:17) Ya, Allah akan meminta pertanggungjawaban agama palsu atas semua hal menjijikkan yang telah dilakukannya dalam nama Allah. Dengan keadilan yang sempurna, Allah akan menggunakan para kekasih politis agama palsu sebagai alat untuk menghukumnya.

Apa yang harus Anda lakukan agar tidak mengalami nasib yang sama dengan agama palsu? ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya,” demikian desak utusan Allah. (Penyingkapan 18:4) Sesungguhnya, sekaranglah waktunya untuk lari dari agama palsu! Tetapi, lari ke mana? Apakah berarti kita tidak perlu lagi beragama? Tidak, karena tidak ada masa depan bagi orang yang tidak mau mengenal Allah. (2 Tesalonika 1:6-9) Satu-satunya tempat perlindungan adalah agama yang benar. Bagaimana caranya mengenali agama yang benar?

Cara mengenali agama yang benar

Buah baik apa yang semestinya dihasilkan oleh agama yang benar?—Matius 7:17.

1.  Sekelompok orang yang bahagia dari beragam kebangsaan; 2. Alkitab yang  terbuka; 3. Seorang gadis memeluk ibunya

Agama yang Benar . . .

MENGAMALKAN KASIH: Para penganutnya ”bukan bagian dari dunia”, tidak terpecah-belah oleh ras atau kebudayaan, dan mengamalkan ’kasih di antara mereka’. (Yohanes 13:35; 17:16; Kisah 10:34, 35) Mereka begitu mengasihi satu sama lain sehingga lebih rela mati daripada membunuh rekan seiman.—1 Yohanes 3:16.

PERCAYA KEPADA FIRMAN ALLAH: Tidak mengajarkan ”tradisi” dan ”perintah manusia sebagai doktrin” tetapi mendasarkan ajarannya pada Firman Allah, Alkitab. (Matius 15:6-9) Mengapa? Karena ”segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara”.—2 Timotius 3:16.

MENGUATKAN IKATAN KELUARGA DAN MENJUNJUNG STANDAR MORAL YANG TINGGI: Agama yang benar melatih suami untuk ”mengasihi istri mereka seperti tubuh mereka sendiri”, membantu istri mengembangkan ’respek yang dalam kepada suami mereka’, dan mengajar anak-anak ’menaati orang tua mereka’. (Efesus 5:28, 33; 6:1) Selain itu, orang yang diberi wewenang harus mempunyai moral yang patut diteladani.—1 Timotius 3:1-10.

Apakah ada agama yang memenuhi standar-standar itu? Buku Holocaust Politics, yang diterbitkan pada tahun 2001, mengatakan, ”Jika lebih banyak orang hidup sesuai dengan ajaran dan perilaku Saksi-Saksi Yehuwa, Holocaust (pembantaian massal oleh Nazi) dapat dicegah dan genosida tidak akan mendera dunia ini lagi.”

Faktanya ialah, di 235 negeri, Saksi-Saksi Yehuwa tidak hanya mengajarkan standar moral Alkitab—mereka mengamalkannya dalam kehidupan mereka. Kami menganjurkan Anda untuk menghubungi Saksi-Saksi Yehuwa. Mintalah mereka membantu Anda belajar tentang apa yang Allah minta agar Anda dapat beribadat kepada-Nya dengan cara yang Ia perkenan. Sekaranglah waktunya untuk bertindak. Jangan tunda lagi. Akhir agama palsu sudah dekat!—Zefanya 2:2, 3.

Bagaimana agama palsu akan diakhiri?

Coba bayangkan hal ini. Seorang wanita sundal sedang duduk di atas seekor binatang yang mengerikan. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (Penyingkapan 17:1-4) Siapa yang digambarkan oleh sundal itu? Ia punya pengaruh ”atas raja-raja di bumi”. Ia berbajukan kain ungu, menggunakan dupa, dan luar biasa kaya. Selain itu, melalui praktek spiritismenya, ”semua bangsa disesatkan”. (Penyingkapan 17:18; 18:12, 13, 23) Alkitab membantu kita mengerti bahwa sundal itu adalah organisasi keagamaan seluas dunia. Ia tidak menggambarkan satu agama tertentu, tetapi semua agama yang menghasilkan buah yang busuk.

Binatang yang ditunggangi wanita itu menggambarkan kuasa-kuasa politis di dunia ini.* (Penyingkapan 17:10-13) Agama palsu menunggangi binatang politis ini, berupaya mempengaruhi keputusannya dan mengendalikan arahnya.

Tetapi, tidak lama lagi akan terjadi peristiwa yang mengejutkan. ”Kesepuluh tanduk yang engkau lihat, dan binatang buas itu, mereka akan membenci sundal itu dan akan menghancurkan dia dan membuatnya telanjang, dan akan memakan habis bagian-bagiannya yang berdaging dan akan membakar dia seluruhnya dengan api.” (Penyingkapan 17:16) Dengan tiba-tiba dan sangat mengagetkan, kuasa-kuasa politis di dunia ini akan menyerang agama palsu dan membinasakannya sama sekali! Apa pemicunya? Buku Penyingkapan dalam Alkitab menjawab, ”Allah menaruh dalam hati mereka keinginan untuk melaksanakan pikirannya.” (Penyingkapan 17:17) Ya, Allah akan meminta pertanggungjawaban agama palsu atas semua hal menjijikkan yang telah dilakukannya dalam nama Allah. Dengan keadilan yang sempurna, Allah akan menggunakan para kekasih politis agama palsu sebagai alat untuk menghukumnya.

Apa yang harus Anda lakukan agar tidak mengalami nasib yang sama dengan agama palsu? ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya,” demikian desak utusan Allah. (Penyingkapan 18:4) Sesungguhnya, sekaranglah waktunya untuk lari dari agama palsu! Tetapi, la

Apa agama palsu itu? Apakah Anda merasa resah dengan kejahatan yang dilakukan dalam nama agama? Apakah perang, terorisme, dan kebejatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan mengusik rasa keadilan Anda? Mengapa agama tampaknya menjadi penyebab begitu banyak masalah?

Yang harus disalahkan bukanlah semua agama, melainkan agama palsu. Seorang tokoh agama yang dihormati oleh masyarakat luas, Yesus Kristus, menunjukkan bahwa agama palsu menghasilkan perbuatan jahat, sama seperti ”pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna”. (Matius 7:15-17) Buah apa yang dihasilkan oleh agama palsu?

1. Tentara  di medan perang; 2. Kuburan; 3. Pendeta

Agama Palsu . . .

IKUT CAMPUR DALAM PERANG DAN POLITIK: ”Di Asia dan tempat-tempat lain,” kata jurnal Asiaweek, ”para pemimpin yang haus kekuasaan secara tercela memanipulasi rasa keagamaan orang demi kepentingan sendiri.” Akibatnya, jurnal itu memperingatkan, ”Dunia tampaknya hampir gila.” Seorang pemimpin agama terkemuka di Amerika Serikat menyatakan, ”Para teroris harus dibunuh agar mereka berhenti membunuh.” Jalan keluar yang ia kemukakan? ”Lenyapkan mereka semua dalam nama Tuhan.” Sebaliknya, menurut Alkitab, ”Jika seseorang menyatakan, ’Aku mengasihi Allah’, namun membenci saudaranya, ia adalah pendusta.” (1 Yohanes 4:20) Yesus bahkan mengatakan, ”Teruslah kasihi musuh-musuhmu.” (Matius 5:44) Menurut Anda, berapa banyak agama yang anggotanya ikut berperang?

MENYEBARKAN AJARAN PALSU: Kebanyakan agama mengajarkan bahwa jiwa atau roh adalah bagian halus dari manusia yang tetap hidup setelah raga mati. Melalui ajaran ini, banyak dari agama-agama itu menarik keuntungan dari anggota mereka, dengan meminta bayaran untuk mendoakan jiwa yang sudah pergi. Padahal, ajaran Alkitab sungguh berbeda, ”Jiwa yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.” (Yehezkiel 18:4) ”Yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.” (Pengkhotbah 9:5) Yesus mengajarkan bahwa orang mati akan dibangkitkan—yang tentu tidak diperlukan jika manusia mempunyai jiwa yang tidak berkematian. (Yohanes 11:11-25) Apakah agama Anda mengajarkan bahwa jiwa itu terus hidup?

MENYETUJUI HUBUNGAN SEKS YANG AMORAL: Di negeri-negeri Barat, gereja-gereja menahbiskan para pelaku homoseks dan lesbian menjadi imam dan mendesak pemerintah untuk mengakui perkawinan sesama jenis. Bahkan, gereja-gereja yang mengutuk perbuatan amoral mentoleransi para pemimpin agama yang telah menganiaya anak-anak secara seksual. Tetapi, apa yang Alkitab ajarkan? Jelas sekali, ”Jangan disesatkan. Orang yang melakukan percabulan, ataupun penyembah berhala, ataupun pezina, ataupun pria yang dipelihara untuk tujuan yang tidak alami, ataupun pria yang tidur dengan pria . . . tidak akan mewarisi kerajaan Allah.” (1 Korintus 6:9, 10) Apakah Anda tahu ada agama yang menyetujui hubungan seks yang amoral?

Apa masa depan agama-agama yang menghasilkan buah yang busuk? Yesus memperingatkan, ”Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik ditebang dan dilemparkan ke dalam api.” (Matius 7:19) Ya, agama palsu akan ditebang dan dibinasakan! Tetapi, bagaimana dan kapan? Jawabannya terdapat dalam sebuah penglihatan yang mengandung nubuat yang dicatat dalam Alkitab, di buku Penyingkapan (Wahyu) pasal 17 dan 18.